Selama bulan Maret kemarin, banyak sekali dijumpai iklan-iklan mengenai kampanye Earth Hour yang disponsori oleh WWF. Kampanye ini kalau tidak salah bertujuan untuk menyelamatkan bumi yang semakin lama semakin memburuk keadaannya, terutama masalah pemanasan global dan krisis energi. Kampanye Earth Hour itu sendiri, dimana kegiatannya berupa mematikan lampu selama satu jam di malam hari, dipelopori oleh Australia (tepatnya kota Sydney) pada tahun 2007. Pada saat itu, di hari yang telah ditentukan, Sydney menjadi sebuah kota yang lumayan gelap gulita, karena banyaknya yang ikut serta dalam kampanye itu, termasuk Sydney Opera House. Dan di tahun berikutnya, kampanye ini mulai diikuti oleh negara-negara lainnya di seluruh dunia.
Awalnya saya sendiri tidak pernah tahu kalau ada kampanye seperti ini. Awal mula saya tahu mengenai kampanye ini adalah ketika saya mengunjungi blog For Your Information – Let’s Make Our World a Better Place. Disitu ada pembahasan mengenai kegiatan Earth Hour ini. Pada saat saya membaca posting-an blog itu, terlintas lah dipikiran saya bagaimana kalau misalkan Kota Depok bisa berpartisipasi di Earth Hour berikutnya. Tetapi kemudian pikiran itu saya buang jauh-jauh karena sepertinya mustahil banget di Indonesia ada yang mau mendukung kegiatan itu. Kenapa mustahil? Ya karena bisa dilihat sendiri anjuran PLN untuk mematikan listrik pada jam 19-22, kayaknya jarang tuh yang berpartisipasi. Awalnya mungkin banyak, tapi kesini-kesini kayaknya dikit deh.
Tetapi sebulan kemarin saya kaget ternyata kampanye Earth Hour masuk ke Indonesia, dan sudah ditunjuk Bapak Fauzi Bowo (Gubernur DKI Jakarta) sebagai Duta Earth Hour 2009 di Indonesia. Untuk tahun 2009 ini, kegiatan mematikan lampu selama sejam dipusatkan di Jakarta, dan baru di tahun-tahun berikutnya ada kemungkinan mulai ke kota-kota lainnya.
Kegiatan Earth Hour 2009 kali ini dilaksanakan pada hari Sabtu kemarin tanggal 28 Maret 2009 mulai pukul 20:30 sampai dengan 21:30 waktu setempat. Banyak institusi-institusi, gedung-gedung, serta monumen-monumen seperti monas yang ikut serta dalam kegiatan ini. Foto-foto Earth Hour dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, bisa dilihat di internet dan salah satunya di situs http://www.boston.com/bigpicture/2009/03/earth_hour_2009.html
Saya dan beberapa rekan-rekan dari Komunitas Blogger Depok (deBlogger), yang baru saja dibentuk dan akan segera melakukan acara Grand Launching, sempat memikirkan bagaimana kalau Kota Depok bisa ikut serta dalam kegiatan ini. Tetapi karena keterbatasan waktu, karena kita baru membicarakannya seminggu sebelum Earth Hour, kita mencoba mengajak masyarakat terdekat saja, yaitu yang ada disekitar tempat tinggal kita, serta mengkampanyekannya via blognya masing-masing.
Saya sendiri mencoba menaruh sebuah pamflet yang saya print dari situs Earth Hour untuk ditaruh dirumah, dan ternyata keluarga saya memberikan respon yang positif dan ikutan berpartisipasi pada hari tersebut. Ternyata pada hari tersebut, tidak hanya rumah yang saya tinggali saja yang berpartisipasi, tetapi tetangga di depan rumah pun ikutan berpartisipasi. Saya rada-rada kaget dan senang melihatnya.
Pada hari dan jam tersebut, saya juga coba menelusuri Jalan Margonda Raya Depok untuk melakukan sedikit pemantauan apakah ada yang ikutan berpartisipasi. Dan hasilnya tidak ada satu pun yang ikutan berpartisipasi. Padahal saya agak berharap Margo City bisa ikutan (mungkin) dengan mematikan tiang-tiang besi di bagian atas mall tersebut yang menjadi simbolnya. Kalau dipikir-pikir sih rada-rada susah juga ya, karena itu kan pas weekend, dan masyarakat baru pada gajian, he he he… Video singkat pemantauan Jalan Margonda Raya Depok bisa dilihat di bawah ini:
Selama lampu dimatikan, kami sekeluarga duduk di teras dan mengobrol banyak hal. Dan hal positif yang saya rasakan dengan adanya ini (dalam pengertian semua benda-benda elektronik dimatikan) adalah bisa ngobrol-ngobrol dengan seluruh anggota keluarga lebih lama, karena tidak ada gangguan sama sekali. Dan satu jam itu pun berlalu dengan sangat cepat.
Mengenai hasil yang di dapat dari kegiatan memadamkan lampu kemarin itu dijelaskan oleh Verena Puspawardani, Campaign Coordinator Climate & Energy Program WWF-Indonesia, via email di milis WWF Indonesia. Tertulis di email tersebut bahwa WWF Indonesia berhasil mencatat 60 gedung memberikan konfirmasi kepada WWF Indonesia, termasuk di antaranya jaringan hotel dan cafe, ikut berpartisipasi di Earth Hour 2009. PLN juga telah melakukan perhitungan penghematan energi atas partisipasi publik Indonesia ini menunjukkan beban listrik Jawa-Bali turun 180 Megawatt, dengan lebih spesifik lagi, 50 Megawatt dari angkat tersebut didapat dari penghematan Jakarta. Angka penghematan ini diperoleh dari PLN melalu pencatatan dalam semalam ini merupakan data yang diambild ari pemilik electricity automatic reading (pencatat listrik otomatis), yang saat ini baru dimiliki oleh sektor komersial di kawasan segitiga emas Kunjungan, Sudirman, dan Thamrin. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa angkat penghematan listrik yang sesungguhnya lebih besar dari 50 MW jika sektor huniah rumah tangga juga dihitung. Demikian lah kutipan berita yang saya dapatkan dari milis WWF Indonesia (serasa reporter, he he he).
Mudah-mudahan saja di tahun berikutnya, Kota Depok bisa menjadi bagian dari kampanye Earth Hour ini, jadi penghematan yang dihasilkan bakalan semakin banyak lagi, dan mungkin Komunitas Blogger Depok (deBlogger) bisa membantu mengkampanyekannya, khususnya di Kota Depok dan sekitarnya.